Rahasia di Balik Sebuah Keterbatasan

Pagi tadi ketika mengantar si kecil berangkat sekolah, ku lihat seorang ibu dengan wajah lelah menggandeng seseorang yang meskipun berpostur tinggi besar, namun ada yang kontras dari perawakannya tersebut. Agak aneh, ketika mereka berdua berjalan di jalanan yang sudah ramai dengan lalu lalang orang yang beraktifitas bahkan memakan hampir separuh bahu jalan. Baru sadar bahwa yang didampingi ibu separuh baya tadi termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Guratan wajah lelah namun penuh ketabahan terpancar dari wajah sang ibu. Mengingatkan saya kepada seorang sosok yang akan saya ulas berikut ini.

Beliau secara pendidikan mungkin kalah pengalaman dengan bu Yuli Badawi (yang saya bahas di tulisan kemarin) dimana beliau telah dua puluh tahun lebih menangani anak ABK. Pun berbeda fasilitas dengan Kristine Barnett, penulis buku The Sparks, yang beruntung tinggal di Amerika dengan segala fasilitas informasi, kemajuan kesehatan serta pendidikannya. Meskipun dengan dedikasinya yang luar biasa dapat mengasuh anaknya (Jacob Barnett) yang di vonis menderita autis sewaktu masih usia 2 tahun hingga di usianya yang kesembilan mampu menemukan teori Astrofisika dan di percaya kelak akan dianugerahi penghargaan Nobel.

Ibu yang satu ini hanya tinggal di desa pinggiran kota perbatasan Semarang Demak. Ibu rumah tangga biasa.

Sama dengan Kristine Barnett, juga diberikan cobaan oleh Allah dengan dihadirkan anak autis di kehidupan keluarganya.

Beliau bernama Sri Murni.

***

Perjalanan kisahnya dalam membersamai sang putra, Muhammad Faisal Hakim, terangkum dalam tulisan-tulisannya di buku yang diterbitkan pada tahun 2010 silam oleh Komunitas Wedang Jae Semarang berjudul “Faisal sayang Mama Sampai Tua”. Banyak hikmah dan pelajaran yang bisa di petik dari buku tersebut.

Ketulusan

Hal satu ini menunjukkan luapan cinta tanpa syarat beliau kepada Faisal meskipun awalnya sungguh berat menghadapi perilaku “menyimpang” dari putranya. Ya, ketulusan dalam menelateni kemarahan anaknya yang tidak terduga, raungan tangisan ketika mau ke toilet ataupun ketika mendengar kokok ayam. Tanpa ketulusan, menurut saya mustahil bisa menjadikan Faisal kini menjadi sosok yang bisa memiliki kelebihan dengan hafalan Alqur’annya dan bahkan kini dia bekerja di klinik dimana dulu sempat di terapi disana.

Semangat Pembelajar

Menyadari bahwa beliau tidak  begitu memahami seluk beluk menangani anak autis maka beliau tak pernah menyerah untuk terus belajar baik dengan berdiskusi maupun membaca buku-buku yang berkaitan dengan autisme.

Komunitas

Awalnya beliau adalah seorang yang pemarah apalagi dihadapkan dengan kondisi anak yang seperti itu. Namun komunitas yang ditemuinya dan membersamainya mampu memberikan nilai-nilai positif dalam menyikapi keadaannya sehingga beliau mampu bertranformasi menjadi seorang ibu yang semangat untuk membersamai putranya yang autis tersebut.

Kepasrahan

Semuanya dikembalikan kepada yang Maha Memberi Hidup. Beliau pasrahkan dan ikhlaskan sepenuhnya dengan kondisi anaknya hingga akhirnya beliau dikuatkan jiwanya untuk bersabar memdidik anaknya.

***

Demikian sekilas ulasan sosok yang mampu memberikan inspirasi kepada saya meskipun di tengah keterbatasan baik ilmu maupun materi karena hanya menjual es mambo dan suaminya seorang guru di sebuah SMP negeri.

Selengkapnya bisa disimak di bukunya tersebut.

– Kendal, 25 Januari 2018 

#30dayswritingchallenge #30DWC #30DWCjilid11 #squad8 #day04

Leave a comment